Beranda Artikel Islam Mengutamakan Kerukunan

Islam Mengutamakan Kerukunan

Istilah kerukunan umat beragama identik dengan istilah toleransi. Istilah toleransi menunjukkan pada arti saling memahami, saling mengerti, dan saling membuka diri dalam bingkai persaudaraan. Bila pemaknaan ini dijadikan pegangan, maka ”toleransi” dan “kerukunan” adalah sesuatu yang ideal dan didambakan oleh masyarakat manusia. Dalam konteks ke-Indonesiaa, kerukunan beragama berarti kebersamaan antara umat beragama dengan Pemerintah dalam rangka suksesnya pembangunan nasional dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ajaran Islam mengungkapkan hidup damai, rukun dan toleran. Kerukunan umat beragama adalah kondisi dimana antar umat beragama dapat saling menerima, saling menghormati keyakinan masing-masing, saling tolong menolong, dan bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam konteks ke-Indonesiaa, kerukunan beragama berarti kebersamaan antara umat beragama dengan pemerintah dalam rangka suksesnya pembangunan nasional dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Islam menganjurkan untuk menyikapi kenyataan keberagaman dengan meningkatkan sikap toleran, saling menghargai dan menghormati dengan penuh sikap kedewasaan. Serta meningkatkan kerjasama dalam hal-hal yang menjadi tujuan bersama, tanpa harus saling mencurigai.

لَّا يَنْهَىٰكُمُ ٱللَّهُ عَنِ ٱلَّذِينَ لَمْ يُقَٰتِلُوكُمْ فِى ٱلدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَٰرِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوٓا۟ إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُقْسِطِينَ

Artinya:  “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil“. (QS. Al-Mumtahanah: 8)

إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَى إِخْرَاجِكُمْ أَنْ تَوَلَّوْهُمْ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

artinya : “Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al Mumtahanah: 9)

Allah memerintahkan berlaku adil dan membiarkan umat Islam bergaul dengan yang berbeda golongan selama mereka belaku baik. Ini menunjukkan bahwa sejatinya Islam lebih mengedepankan persaudaraan.Oleh karenanya, jangan terpengaruh dengan orang-orang yang suka mengajak kita untuk memusuhi orang karena berbeda agama apalagi yang seagama dengan kita. Hanya karena kita tidak suka dengan satu sosok, kita mengabaikan perintah Tuhan.Fenomena keberagaman yang ada di Indonesia bukanlah merupakan hal yang mengejutkan. Dalam konteks bangsa dan negara, Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan keragaman, mulai dari keberagaman suku bangsa, bahasa, budaya, adat-istiadat, hingga keragaman agama dan keyakinan masyarakatnya. Dalam melihat keberagaman ini para pendiri bangsa, termasuk para alim-ulama di antaranya telah dengan berbesar hati dan bersepakat untuk menerima konsep negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45.

Para ulama Nahdhiyin, mereka ulama yang arif dan bijaksana dan berpandangan luas kedepan mengedepankan kaidah :

دَفْعُ المَفَاسِدِ مُقَدَمٌ عَلَى جَلْبِ المَصَالِحِ

Artinya : “menolak kemadharatan itu akan lebih didahulukan dari pada mendatangkan kemaslahatan”.

Menjaga persatuan dan kesatuan dibawah naungan NKRI lebih di utamakan dari pada mengedepankan egoisme sendiri yang akan melahirkan perpecahan di negara Indonesia.

PENULIS  : UST. ABDUL ROJAK, S.PDI (PENYULUH AGAMA ISLAM NON PNS KAB. PANGANDARAN)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here