Rabu, April 24, 2024
Beranda Penulis Dikirim oleh Redaksi Tadzkiroh

Redaksi Tadzkiroh

182 KIRIMAN 0 KOMENTAR

Tahun 2021, Jemaah Haji Pangandaran Terbang dari Bandara Kertajati Administrasi Tetap di Embarkasi Bekasi

Pemerintah melalui Kementerian Agama telah menetapkan Bandara Internasional Jawa Barat (BIBJ) Kertajati yang berlokasi di Majalengka, Jawa Barat (Jabar) sebagai embarkasi/debarkasi haji.

Kepala Bidang Haji dan Umroh Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat H. Ajam Mustajam saat menjadi narasumber pada sosialisasi pendaftaran dan pembatalan haji reguler yang digelar Kemenag Pangandaran mengatakan, seluruh jamaah haji Jabar tahun 2021 akan diberangkatkan dari Bandara Internasional Jawa Barat (BIBJ) Kertajati

“Rencana keberangkatan Jemaah haji Jawa Barat tahun 2021 jika situasinya sudah normal, seluruh jamaah haji Jawa barat akan diterbangkan melalui Bandara Kertajati, jelas Ajam saat menyampaikan sosialisasi pendaftaran dan pembatalan haji reguler yang digelar Kemenag Kab. Pangandaran di hotel Grand Aquarium Pangandaran, Selasa (24/11).

Meski seluruh Jemaah haji Jawa Barat berangkat dari Bandara Kertajati, sebagain besar calon jemaah haji masih harus transit di dua tempat ada yang di Embarkasi Bekasi dan ada yang di Indramayu untuk proses administrasi dan dokumentasinya.

“Jadi saya lebih baik petugas yang cape ketimbang jamaah haji, maka akan kasihan jika Jemaah haji dari Indramayu, Majalengka, Kuningan,  Cirebon dan Kota Cirebon jika nantinya harus berangkat ke Bekasi dan harus kembali lagi ke Majalengka,”

“Jadi untuk daerah Ciayumajakuning  itu akan diproses administrasinya di Asrama Haji Indramayu, dan untuk Pangandran proses administrasi dan dokumentasinya tetap di Embarkasi Haji Bekasi,” tambahnya.

Lebih lanjut, Ajam menyebut, untuk Jemaah haji Jawa Barat di tahun 2022 yang proses administrasi dan dokumentasinya di Asrama Haji Indramayu sebanyak 8 daerah.

“Tahun 2022 nambah menjadi 8 daerah, ditambah Kab. Subang, Sumedang dan Purwakarta. Sementara untuk tahun 2023 menjadi 13 daerah penambahannya Kota Tasikmalaya, Banjar, Kab. Tasik, Pangandran, Ciamis ,”

Selanjutnya untuk tahun 2024 akan seluruhnya kecuali Kota Bekasi, Depok, Bogor, Sukabumi Kab. Bekasi ,Bogor, Sukabumi, Karawang “Yang 8 daerah ini, itu berangkatnya dari Bekasi tapi terbang dari Indramayu,” paparnya.

Sementara untuk zonasi penerbangan jamaah haji Jawa Barat tahun 2025 ada 6 daerah di Jawa Barat yang tidak akan diterbangkan dari BIBJ, yaitu Kota Depok, Bekasi, Sukabumi, Kab. Bekasi, Sukabumi dan Karawang.

“Kita kehilangan 8 daerah tapi kita juga akan kedatangan 8 daerah dari Provinsi Jawa Tengah yang berdekatan dengan Indramayu seperti Berebes, Tegal, Banyumas Cilacap kenapa, karena tahun 2025 itu penerbangan berdasarkan azas wilayah yang terdekat,” paparnya.

Membangkitkan Perkonomian Umat Jadi Topik Utama di Acara Ngolah Pikiran Islam (NGOPI)

(Redaksi Tadzkiroh.com)– Membangkitkan Perkonomian Umat, itulah topik dan tema pada kegitan Ngolah Pikiran Islam (NGOPI) yang digagas Yayasan Jabal Rahmah Adam Hawa di Woody Vila, Jum’at pagi (20/11/2020).

Kegitan NGOPI di minggu ke-3 bulan November 2020, dihadiri Kepala Dinas Perdagangan Koprasi dan UMKM Kab. Pangandaran, Ulama, Tokoh Masyarakat, dan para agnia.

Dalam kesempatan itu, Kadis PKUMKM Kab. Pangandaran, H. Tedi Garnida memaparkan Pangandaran sebagai daerah penghasil buah kelapa memiliki potensi meningkatkan kesejahteraan kepada masyarakat dan petani kelapa di Pangandaran.

“Kita merupakan salah satu daerah yang berkesempatan mengikuti pendampingan dari Argitera Indonesia, memberikan pendampingan dalam pembangunan industri pengelolaan kelapa berbasis koprasi milik petani,”

Menurut Tedi, salah satu solusi yang memungkinkan dapat meningkatkan ekonomi petani kelapa di Pangandaran  dibangun industrialisasi pengelolaan kelaapa berbasis petani.

“Konsep koperasi petani modal koperasi pengembangannya adalah koperasi mendirikan pabrik pengolahan kelapa terpadu secara otonom dengan kepemilikan saham dominan atau 100% milik petani”

Lebih lanjut menurut Tudi, kunci keberhasilan utama Konsep ini terletak pada ekosistem koperasi yang dibentuk oleh petani.

“Jadi koperasi berfungsi dalam proses pengolahan menjadi produk yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi sehingga akan memberi manfaat lebih bagi anggotanya sementara anggota menyediakan bahan baku yang dapat diproses lebih lanjut oleh koperasi,”

“di sinilah kunci dari ekosistem koperasi yang bekerja pabrik kelapa yang dibangun sebagai industri yang membeli bahan baku kelapa adalah milik para petani, maka tidak mungkin koperasi menyakiti shareholder-nya sendiri pasti koperasi akan membeli dengan harga terbaik.

Ia menuturkan, populasi pohon kelapa di Pangandaran cukup tinggi, dan itu harus mampu meningkatkan kesejahteraan petani kelapa di Pangandaran.

“Yang didominasi oleh kita ini kan dari Padaherang sampai Cimerak itu pohon kelapa, kita ingin bagaimana caranya petani kelapa di Pangandaran ini mampu meningkatkan kesejahteraan bagi keluarga petani kelapa,” jelasnya.

Sementara, ketua Yayasan Jabal Rahmah Adam Hawa Pangandaran, KH. Zenal Mutaqin mengungkapkan yayasan telah mengembangkan dakwah secara nyata melalui program-program dibidang ekonomi, dimana yayasan memiliki prinsip meningkatkan perekonomian umat.

“Rasulullah SAW bersabda barang siapa yang bangun dipagi hari tidak pernah memikirkan seorang muslim maka seseorang Itu bukan termasuk muslim sempurna,” tuturnya.

Diantara salah satu langkah yang dilakukan Yayasan dalam upanya meningkatkan perkonomian umat diantranya menjalin silaturahim dengan instansi terkait dalam melaksanakan program-program yayasan seperti program kemanusiaan, sosial dan keagamaan.

“Yayasan hanya memfasilitasi pengembangan ekonomi, seperti dibidang peternakan, pertanian yang berhubungan langsung dengan masyarakat,”

“Dari silaturahmi itu terjalin sebuah pemikiran yang mengarah pada kemajuan umat dan keberlangsungan peribadatan kepada Alloh SWT, yang akhirnya banyak ide-ide yang muncul yang perlu kami lakukan dan aplikasikan langsung dengan masyarakat,” tutupnya.

Resmi Dibentuk, Yayasan Jabal Rahmah Adam Hawa Fokus Pada Program Kegitan Sosial Kemanusiaan

Founder Pendiri Yayasan Jabal Rahmah Adam Hawa, Drs. H. Ruslan pada kegitan Grow With Mangrove 2019 wilwywh VII bersama Universitas Padjajaran (UNPAD), 9 November 2019 di Pantai Bojong Salawe Parigi*/Foto : Instagram.

Parigi (Redaksi Tadzkiroh.com) –Pengusaha sekaligus pemilik Woody Vila Parigi Kabupaten Pangandaran, H. Ruslan, mengajak seluruh agnia memiliki rasa empati kepada kaum dhuafa serta memiliki rasa keberpihakan terhadap peningkatkan ekonomi umat.

Hal itu sebagaimana ia ungkapkan pada acara bincang pagi kajian seputar islam dalam forum diskusi Ngaji Seputar Islam (NGOPI) di Cafe Villa Woody, Jum’at (13/11/2020).

Pengusaha yang juga sebagi Founder Yayasan Jabal Rahmah Adam Hawa menyebut, setiap harta yang didapatkan ada hak orang lain yang harus dikeluarkan.

“Kita punya program yang nantinya fokus pada bidang kegamaan, sosial, kemanusiaan di bawah naungan yayasan Jabal Rahmah Adam Hawa,” tuturnya.

“Kita akan fokus pada sosial kemanusiaan kita akan dorong dan motivasi para agnia di Pangandaran untuk memiliki rasa empati dan berbagi untuk kepentingan umat,” tambahnya.

Ia pun menjelaskan, yayasan yang berdiri sejak 4 Agustus 2020 yang telah memiliki badan hukum yang resmi dari Kemenkumham itu, berharap dapat bermanfaat serta berhidmat bagi umat di Pangandaran.

“Perlu diketahui yayasan tersebut bukan lembaga propit, pada dasarnya kita ingin menciptakan kebijakan untuk kebajikan,” ujarnya.

Dalam acara yang bertajug “Ngolah Pikiran Islam” yang rutin diadakan setiap jum’at pagi ia menyampaikan ada beberpa program strategis yayasan dalam rangka membantu kaum dhuafa, misalnya di bidang sosial ada kegitan santunan bagi anak yatim, fakir miskin, panti jompo, dan panti werdha dan orang disabilitas.

Selanjutnya di bidang kemanusiaan membantu program pemerintah dalam menjaga dan melestarikan lingkungan, memberikan beasiswa dan bantuan pada anak-anak yang tidak mampu, memberi bantunan pada korban bencana alam.

Kemudian di bidang keagamaan membantu dan merenovasi rumah ibadah dan lembaga keagamaan islam, melaksanakan syiar keagamaan dan memberi pelatihan penyampaian dakwah pada masyarakat.(Redaksi)

Puluhan Ribu Santri dan Kiyai di Pangandaran Terima APD Covid-19

Parigi (INMAS Pangandaran) — Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Pangandaran, H. Cece Hidayat mengatakan bahwa pihaknya telah mendistribusikan hibah APD dari Pemkab Pangandaran kepada berbagai lembaga pendidikan keagamaan.

“Alhamdulillah pada saat Pandemi Covid-19 ini Kementerian Agama Kab. Pangandaran mendapatkan hibah berupa Alat Pelindung Diri (APD) bagi seluruh santri-santri yang ada di lembaga pendidikan kegamaan Islam baik di pondok pesantren, Diniyah Takmiliyah (DTA), dan Taman Pendidikan Al-Qur’an,” ungkap Cece saat di temui Humas, Jum’at (06/11).

Menurutnya, APD ini tidak hanya diberikan kepada santri, Kiai, Ustadz dan seluruh tenaga pengajar pun akan mendapatkan APD dari Pemerintah Kabupaten Pangandaran.

“APD ini merupakan hibah dari Pemerintah Kab. Pangandaran, dengan harapan dimulainya pembelajaran tatap muka bagi santri. Kita bisa tetap berikhtiar agar menjaga diri agar tidak terpapar Covid-19,” ujarnya.

Ia berharap bantuan tersebut dapat memberikan motivasi kepada para santri untuk terus belajar dengan baik kendati pada saat pandemi Covid-19.

Sejak diberlakukannya pembelajaran tatap muka di lingkungan pendidikan keagamaan Islam, hingga saat ini ia melaporkan belum ada santri yang terpapar virus corona. Meski demikan ia meminta semua lembaga pendidikan agar terus menjalankan protokol kesehaan untuk mengurangi risiko penularan di lingkungan pendidikan Islam.

“Alhamdulillah, sampai hari ini belum ada tercatat santri dan tenaga pendidiknya yang terpapar covid 19, ini merupakan hasil kerjasama dan kesadaran dari para kiai, santri tetap menjaga kesehatan dan melaksanakan protokol kesehatan,” imbuhnya.

Di tempat terpisah, Kepala Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam, Kantor Kementerian Agama Kan. Pangandaran H. Sarip Hidayat menyebut sebayak 1.046 lembaga telah menerima bantuan APD.

“Rinciannya Ponpes 143 lembaga, DTA 678, TPQ 225 lembaga, sementara untuk jumlah APD sendiri diberikan kepada santri dan tenaga pendidik di lembaga pesantren sebanyak 11.295, DTA 30.967, TPQ 6.206 unit APD,” jelasnya.

Sarip mengatakan, APD tersebut berupa 59.000 masker, 59.000 face shield, 520 spayer elektrik 520, termo gun 520, hand sanitizer 59.000, disinfektan @4 liter 2.076.

“Semua APD yang diserahkan pihak Pemkab melaui BPBD kepada Kemenag pada, Rabu (04/11) sudah kami distribusikan pada hari Jumat kemarin,” tuturnya.

“Saya titip APD harus sampai kepada pihak penerima, jangan sampai ada yang kelewat semuanya harus dipastikan menerima,” imbuhnya.

Sebelumnya, Pemkab Pangandaran telah berikan APD kepada semua siswa baik di sekolah maupun Madrasah di Pangandaran

Kasi Bimas : PAI harus Berikan Warna Positif di Era Industri 4.0

Batukaras (INMAS Pangandaran) — Keberadaan Penyuluh Agama Islam (PAI) di tengah masyarakat harus memberikan warna positif di era industri 4.0. PAI dan memahami bagaimana mengoptimalkan media sosial sebagai alternatif dakwah di era globalisasi dan digitalisasi.

Pernyataan ini disampaikan Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Kab. Pangandaran, H. Komar Ismail saat memberikan Pembinaan kepada PAI Fungsional di Sanjose Hotel Pantai Batukaras Pangandaran, Selasa (20/10).

“Penyuluh mesti berwawasan luas dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam memanfaatkan media sosial sebagai sarana dakwah dalam menjalankan tugas pembinaan kepada masyarakat,” ujar Komar.

Pria yang aktif sebagai pengurus Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kab. Ciamis ini menuturkan bahwa untuk menyasar generasi milenial pola dakwah harus mulai diubah, menurutnya dakwah tidak harus disampaikan di majelis taklim atau masjid melainkan bisa dilakukan di tempat lain.

“Saya bersyukur, Pokjaluh telah berinovasi kaitannya dengan memanfaatkan media sosial sebagai media alternatif dakwah, memang sekarang ini kita harus melek IT, metode dakwah juga harus disesuaikan dengan jaman karena pada prinsipnya kita ini sebagai juru dakwah yang diberikan gaji, dan tunjangan oleh negara,” imbuhnya.

Ia pun mengungkapkan, keberadaan Penyuluh Agama Islam di tengah masyarakat harus dapat beradaptasi dalam berdakwah di tengah-tengah perbedaan, namun metode dakwah kompensional menurutnya harus tetap dan terus dilakukan, karena medsos sebagai pendukung kegiatan dakwah di majelis.

“Kemajuan boleh berkembang sejalan dengan kemajuan jaman tapi cara dakwah tatap muka yang dilakukan disetiap majelis taklim, masjid, mushola yang dilakukan seperti sekarang ini tetap dilakukan, jangan sampai karena kemampuan teknologi pola dakwah di di masing-mading majelis taklim dikurangi,” tegas Komar yang sudah menjabat 1 tahun sebagai Kasi Bimas.

“PAI harus mampu memberikan suluh bagi segenap lapisan masyarakat. Penyuluh Agama Islam adalah orang-orang terseleksi sebagai garda terdepan Kementerian Agama, sehingga keberadaan PAI sangat penting,” tutupnya.

Pandemi Covid-19 Belum Berakhir, MUI Kota Banjar Imbau Masyarakat Tetap Patuhi Protokol Kesehatan

Ketu Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Banjar Provinsi Jawa Barat Dr. KH. Supriana, M.Pd. */Foto: Andri Nazaruddin

Cijulang. Redaksi Tadzkiroh.com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Banjar Provinsi Jawa Barat mengimbau kepada seluruh masyarakat kota Banjar untuk tetap waspada serta terus menaati protokol kesehatan selama pandemi COVID-19.

Hal itu disampaikan Ketua MUI Kota Banjar Dr. KH. Supriana, M.Pd melalui siaran videonya, Supriana menghimbau agar masrakat kota banjar selalu waspada dan berikhtiar menjaga kesehatan serta selalu menerpakan protokoler kesehatan dan selalu menjaga jarak dan menghindari kerumunan masa.

 “Saya mengajak dalam kesempatan ini menghimbau bahwa Pandemic Covid-19 sampai dengan saat ini belum berakhir, oleh karena itu kami menghimbau kepada seluruh masyarakat kota Banjar agar senan tiasa waspada dan berikhtiar agar selalu menjaga kesehatan terutama selalu mematuhi menerpkan protokol kesehatan,” kata Supriana, Selasa (25/8/2020).

“Kita berharap agar Pandemi Covid-19 ini segera berakhir, sekali lagi kami menyampaikan agar kita tetap waspada,” imbuh Supriana dalam video berdurasi 02.11 menit. (Andri)

H. Cece : Kepala Madrasah Berperan Besar dalam Wujudkan Tujuan Akademik Pembelajaran

Cijulang.Redaksi Tadzkiroh – Kepala Madrasah sebagai pemimpin pembelajaran di sekolah berperan besar dalam mewujudkan salah satu tujuan akademik.

Hal ini dikatakan Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Pangandaran H. Cece Hidayat saat melakukan Sosialisasi Kurikulum Darurat jenjang madrasah aliyah di MAN 1 Pangandaran, Kamis (02/07).

“Kepemimpinan dalam lembaga pendidikan merupakan faktor yang sangat menentukan dan menjadi unsur penting terhadap tercapainya visi misi sasaran pendidikan secara integral melalui program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap,” ujar H. Cece.

“Kepala madrasah wajib membuat sebuah rancangan perencanaan pembelajaran yang tepat, penataan kelembagaan juga harus terus dilakukan, bagimana mungkin madrasah hebat bermartabat kalau lembaganya belum ditata dengan baik,” katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan salah satu tantangan penting yang dihadapi lembaga pendidikan adalah bagaimana mengelola mutu pendidikan, mutu pendidikan menjadi salah satu faktor pembeda yang dibutuhkan konsumen dan menjadi sangat menentukan partisipasi kepercayaan masyarakat terhadap suatu lembaga. 

Dalam situasi Pandemi COVID-19 saat ini dibutuhkan berbagai kreatifitas dan inovasi utamanya dari seorang pimpinan.

“Kepala madrasah harus mampu membangkitkan semangat dan inovasi-inovasi baru bagi guru-gurunya,” ungkap Kankemenag di hadapan seluruh kepala MA.

Ia menambahkan bahwa pemerintah memberikan keleluasaan kepada kepala sekolah untuk mengatur dan melaksanakan berbagai kebijakan secara luar melalui Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).

Manajemen berbasis sekolah kata Cece diartikan sebagai model pengelolaan yang memberikan otonomi  (kewenangan dan tanggung jawab) lebih besar, membawa keleluasaan kepada pada lembaga pendidikan.

“Waktu yang cukup banyak dimiliki kepala madrasah seharusnya mampu memberikan arahan, membina guru-gurunya untuk melakukan aktivitas dengan berbagai kemampuannya masing-masing,” tutupnya.

Yuk Daftar Kelas Virtual Literasi Zakat & Wakaf Kemenag

Jakatra, Tadzkiroh.com – Kementerian Agama RI melalui Ditjen Bimas Islam dalam waktu dekat ini akan membuka Kelas Literasi Zakat dan Wakaf secara virtual.

Program ini merupakan edisi pertama sebagai ikhtiar Kemenag dalam meningkatkan literasi zakat dan wakaf di Indonesia.

“Tahun 2020 ini, kami membuat program kelas literasi secara virtual,” ungkap Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Fuad Nasar, di Jakarta, Jumat (29/05).

“Hasil dan out come yang diharapkan dari program ini adalah peningkatan literasi dan perluasan partisipasi masyarakat untuk terlibat dalam gerakan zakat dan wakaf sebagai solusi kemiskinan dan kesejahteraan umat dan bangsa,” tuturnya. 

Ia menyampaikan dalam kelas online nantiya peserta akan mendapatkan informasi yang lebih luas mengenai perkembangan zakat dan wakaf mulai dari pembahasan secara fiqih, kontemporer, hingga praktik pemberdayaan zakat dan wakaf secara kelembagaan.

“Masyarakat dapat mengikutinya secara gratis. nantiya setiap peserta akan menerima e – certificate dan tersedia merchandise bagi 10 peserta terbaik di setiap sesinya” kata Fuad.

Fuad menjelaskam Kelas Literasi Zakat dan Wakaf nantinya terdiri dari 10 sesi dengan menghadirkan tema dan narasumber yang berbeda setiap sesinya. Bagi Masyarakat yang berminat, dapat langsung mendaftar melalui tautan : 

Selanjutnya 100 Peserta terpilih akan dihubungi kembali lewat email oleh panitia untuk dapat mengikuti kelas melalui aplikasi zoom. 

Berikut tema-tema yang akan diangkat: 

Sesi 1 : Selasa, 2 Juni 2020 
Tema : Kontribusi dan Solusi Zakat Wakaf di masa Pandemi

Sesi 2: Kamis, 4 Juni 2020
Tema : Zakat dan Wakaf Kontemporer

Sesi 3: Senin, 8 Juni 2020
Tema : Zakat Core Principles

Sesi 4: Kamis, 11 Juni 2020
Tema : Wakaf Core Principles

Sesi 5: Senin, 25 Juni 2020
Tema : Zakat dan Wakaf Untuk Pendidikan

Sesi 6: Kamis, 18 Juni 2020
Tema : Zakat dan Wakaf Untuk Pemberdayaan Ekonomi Umat

Sesi 7: Senin, 22 Juni 2020
Tema : Zakat dan Wakaf di Era Sosial Media

Sesi 8: Kamis, 25 Juni 2020
Tema : Wakaf Tunai : Peluang dan Tantangan

Sesi 9: Senin, 29 Juni 2020
Tema : Audit Syariah Lembaga Zakat

Sesi 10: Kamis, 2 Juli 2020
Tema : Sertifikasi Amil dan Nazhir Profesional (Andri Nazaruddin)

Sumber : Kemenag RI

Sore Ini Matahari Tepat Diatas Ka’bah, Masyarakat Pangandaran Dihimbau Perbaiki Arah Kibalat

Cijulang-Tadzkiroh – Sore ini Matahari akan melintas tepat di atas Ka’bah pada pukul 16.18 WIB. Fenomena ini dikenal dengan istilah A’dham atau Rashdul Qiblah yaitu bayangan benda yang terkena sinar Matahari akan menunjuk kearah kiblat.

Dengan posisi matahari ini umat Islam di Pangandaran khususnya pengurus takmir masjid dan mushola, TPA diminta kembali memverifikasi ulang arah kiblatnya, hal itu dikatakan Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pangandaran H. Cece Hidayat saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu, (27/5/2020).

“Sesuai dengan informasi dari Badan Meteeorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa sore ini posisi Matahari akan tepat di atas ka’bah, melalui fenomena alam ini saya mengajak dan menghimbau umat islam khususnya takmir masjid, mushola di Pangandaran untuk menyesuaikan kembali arah kiblatnya, peristiwa matahari melintasi kakbah menjadi saat yang tepat untuk memperbaiki arah kiblat,”. imbuhnya.

Kankemenag menjelaskan, bagi masyarakat yang ingin memverifikasi kesesuaian arah kiblat, dapat melakukan langkah-langkah dianataranya benda yang menjadi patokan harus benar-benar benda lurus dan berdiri tegak serta permukaan dasar betul-betul datar dan rata.

“Tancapkan benda semisal batang yang bentuknya tegak lurus, boleh paku atau penggaris kemudian tancapkan pada tanah atau lantai sebelum matahari tepat berada di atas Kakbah. Pastikan benda tersebut terkena matahari dan menghasilkan bayangan serta pastikan juga permukaan dasar haarua betul-betul datar dan rata. Fenomena alam seperti ini akan berlangsung pada Rabu s.d Kamis 27, 28 Mei 2020 pukul 16.18 WIB,” jelas H. Cece.

Lebih lanjut Cece menambahkan, jika tahapan itu sudah dilakukan, maka bayangan benda yang digunakan itu akan mengarah ke Ka’bah.

Sebelumnya, Kementerian Agama Kabupaten Pangandaran melalui Seksi Bimbingan Masyarakat Islam telah melakukan kalibrasi (pengukuran) arah kiblat pada setiap Masjid dan mushola, bahkan sebagian hotel yang ada di pantai Batukaras dan Pangandaran telah di kalibrasi. Meski begitu pihaknya tetap menghimbau masyarakat untuk melakukan penyesuaian arah kiblat.

“Dalam rangka memberikan kenyaman beribadah bagi kalangan umat islam, Kemenag punya kewajiban untuk memberikan dorongan kepada pihak pengelola hotel dan tempat publik lainnya, mudah-mudahan tahun ini bisa selesai seluruhnya.”ungkapnya (Andri Nazarudin)

Seorang Da’i Mesti Berkorban, Mengupas Hikmah Hijrah Nabi dari Mekah ke Madinah

Tujuan mempelajari riwayat perjalanan hidup Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallah bukan  semata  mengetahui kejadian sejarah atau kisah-kisah menarik dari Rasulullah. Akan tetapi ada yang lebih substansial dari itu, mesti berjalan lebih jauh lagi hingga akhirnya terlihat sudut pandang lain. ketika anda melihat suatu benda dari dekat, maka benda itu terasa besar dan dirasa cukup memuaskan. Tapi ketika anda terus berjalan dan melihatnya dari kejauhan, maka akan timbul sudut pandang lain.

Hijrah umat muslim dari Mekkah ke Madinah  terjadi setelah datangnya perintah dari Allah SWT. Ketika para sahabat mengadu kepada Rasulullah atas kekejaman kafir Quraisy Mekkah, akhirnya Rasulullah mengisyaratkan untuk hijrah ke Madinah. Dalam upaya hijrah itu, tempat pertama yang disinggahi Rasulullah adalah gua Tsur tepatnya 2 Rabiul Awwal / 20 September 622 M.

Cobaan pertama yang dialami umat muslim saat itu adalah kekejaman dan siksaan kafir Quraisy, siksaan yang tak pernah dilakukan sebelumnya oleh kafir Quraisy. Lalu cobaan selanjutnya saat Rasulullah mengizinkan untuk hijrah adalah meninggalkan tempat kelahiran mereka, harta, rumah dan barang-barang berharga lainnya. Akan tetapi iman kuat yang dimiliki umat muslim telah membuat mereka mampu melewati cobaan itu. hijrah dilakukan secera sembunyi agar tidak terlihat dari kejaran kafir Quraisy. Hal itu tidak akan bisa dilakukan kecuali mereka harus meninggalkan barang-barang berharga yang dimilikinya demi menyelamatkan agama serta menunggu pertolongan dari saudara-suadara yang  berada di Madinah.

Pengetahuan sejarah perjalanan Rasulullah tidak terhenti sampai disini. Dari kejadian di atas dapat diambil ibrah bahwa agama serta memeluknya merupakan unsur pokok dari segala kekuatan. Agama merupakan pagar yang melindungi segala hak baik harta, tempat, kemerdekaan dan kehormatan. Maka sudah sepatutnya bagi seorang  da’i  (pendakwah) dan seorang mujahid  untuk mengerahkan seluruh kemampuannya untuk mejaga agama, bahkan mengorbankan tempat tinggalnya, harta dan  barang berharga untuk menjaga agama. Hingga ketika  datang suatu keadaan yang memaksa ia untuk mengorbankan seluruh, maka ia korbankan.

Jika agama sudah tidak dipertahankan bahkan ia korbankan untuk mempertahankan harta, tempat dan barang berharga lainnya, maka jangan mengira semuanya akan berarti dalam kehidupannya, hingga akhirnya tinggal menunggu waktu dan ia  akan lenyap. Sebaliknya jika agama sudah tertanam dengan kokoh dan kuat dalam hati umat muslim, maka apapun yang ia korbankan dalam menyebarkan dan mempertahankan agama baik harta, tempat tinggal dan barang berharga lainnya,  pasti akan kembali, bahkan  akan lebih dari sebelumnya.

Dan telah terbukti sunnatullah (ketetapan Allah) dalam banyak sejarah, bahwa kekuatan dan kejayaan suatu umat adalah berdasarkan kekuatan ma’nawi yaitu kekuatan iman. Barangkali anda melihat suatu umat yang melenceng akidahnya yang jauh dari norma-norma agama dan bobrok akhlaknya, akan tetapi dengan keadaanya yang seperti itu dapat berdiri kokoh dalam sisi kekuatan materinya. Padahal  dalam kenyataan sesungguhnya semua itu akan lenyap dan hancur, karena mereka tidak merasakan akan bergulirnya waktu yang begitu cepat, bahwa mereka hanya tercatat dalam sebagian dari panjangnya sejarah melihat umur manusia yang begitu cepat dibandingkan lamanya sejarah. Keberadaan mereka hanya tinggal sejarah hanya menyisakan sebuah cerita untuk menjadi ‘ibrah.

Dengan demikian, seorang da’i tau apa yang mesti ia lakukan, mengorbankan segalanya demi mempertahankan agama serta menyebarkannya. Agama adalah pondasi yang kuat, jika suatu bangunan dibangun di atas pondasi yang kuat maka sebesar apapun bencana yang datang ia akan tetap berdiri kokoh. sebaliknya jika suatu bangunan dibangun di atas pondasi yang lemah, cepat lambat ia akan runtuh dengan sendirinya. Sebagaimana dalam hikam athaiyyah :

إِذَا أَرَدْتَ أَنْ يَكُوْنَ لَكَ عِزٌّ لَا يَفْنَى فَلَا تَسْتَعِزَّ بِعِزٍّ يَفْنَى

“Jika engkau menghendaki kemuliaan yang abadi, jangalah engkau mencari kemuliaan yang sementara”

Penulis : Ustad Ahmad Kholiluddin, S.H.I (Pengajar di Pondok Pesantren Al-Furkon Cimerak Kab. Pamgandaran)