Parigi (INMAS Kemenag Pangandaran)
Saat membuka Rakerda Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pangandaran, Selasa (28/1/2020) di Villa Wody, Kepala Kemenag Kabupaten Pangandaran Dr. H. Cece Hidayat, M.Si mengatakan, Penyuluh Agama Islam baik Pns maupun Non Pns dilingkungan Kemenag Pangandaran harus mampu menyentuh kelompok milenial.
Menurutnya, era teknologi 4.0 Penyuluh Agama dalam hal pembinanan dan dakwahnya di masyarakat harus merambah segmen baru yaitu segmen anak muda.
“Kita perlu masuk pada kelompok milenial ya, usia 40 s.d 60 tahun mungkin sudah terbiasa dan sangat mudah untuk diberikan pembinaan, akan tetapi dunia mereka milenial saat ini belum tersentuh,”
Artinya, lanjut dia, harus ada inovasi dakwah, inovasi dan transformasi gerakan dakwah yang lebih menyentuh anak-anak muda.
“Saya ingin pembinaan kita diperluas, jangan hanya status quo, harus ada gerakan perubahan, mencari hal-hal yang baru, dengan model baru. Saya ingin tahun ini ada pengajian khusus remaja di setiap kecamatan dan desa berjalan,” pinta Kankemenag.
Penyuluh Agama juga dituntuk mengubah midset, pola pikir untuk bisa mengikuti perkembangkan zaman, dan menghadirkan program yang lebih mengedepankan pada kehidupan sosial masyarakat.
“Kita harus melakukan perubahan, prubahan dalam rangka perbaikan bagaimana kedepan tugas dan fungsi sasaran program Penyuluh Agama semakin baik dan tepat. Ekpektasi masyarakat akan tertuju pada sosok Penyuluh Agama oleh karena itu tantangan Penyuluhu Agama saat ini berat dan tugasnya sangat mulia,”
Lebih lanjut, Kankemenag menambahkan Penyuluh Agama tidak hanya memberikan penyuluhan, tetapi harus ikut serta memberikan penyelesaian masalah keagamaan meyaring, meyadap dan menampung aspirasi masyarakat. Oleh karena itu dirinya berpesan untuk terus mengembangkan, dan belajar berbagai persoalan dan kajian sosial kemasyarakat perlu terus dilakukan.
“Peyuluh harus mampu meyelesaikan problem-problem keagamaan ditengah masyarakat inilah yang harus dikembangkan bagaimana agar masyarakat merasa ketika muncul masalah keagamaan pemerintah hadir detengah-tengah masyarakat memberikan wejangan, konsultasi keagamaan, kita juga harus belajar terus berbagai persoalan dan kajian-kajian sosial kemasyarakat sesuai dengan kebutuhan kodisi dan klompok masyarakat”
Diakhir sambutannya, dirinya meminta
Penyuluh membuat pemetaan komflik keagamaan, tujuannya agar bisa melihat apakah komfliknya berdasarkan sosial ataupun keagamaan.
“Saya pun ingin setiap ada persoalan dimasyarakat dari mulai kejadian kecil sampai besar kepala Kemenag perlu tahu segala persoalan dilapangan meyangkut sosial dan keagamaan,” tegas H. Cece yang pernah mendapatkan penghargaan Satyalancana Karya Satya dari Presiden RI.
Kontributor : Andri Nazarudin