Langkaplancar (Redaksi Tadzkiroh) Saat ini dunia sedang menghadapi Revolusi Industri 4.0 yang tidak bisa dicegah kedatangannya. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi pemuka agama diharapkan dapat memanfaatkan media sosial sebagai sarana media alternatif dakwah dalam menyampaikan pesan-pesan keagamaan kepada masyarakat.
Hal demikian dikatakan Kepala Kemenag Kab Pangandaran H. Cece Hidayat dalam acara pembinaan guru/ustadz pada lembaga keagamaan Islam se-Kecamatan Langkaplancar di MTsN 3 Pangandaran, Kamis (05/08).
“Berarti pola kita harus ditambah, sekarang ini dakwah tidak lagi cukup hanya dilaksanakan di dalam pertemuan-pertemuan secara langsung namun bukan berarti menghilangkan dakwah di majelis taklim, masjid dan mushola,” tuturnya.
Ia mendorong para guru/ ustadz agar lebih intens menambah metode dakwah melalui media sosial, sehingga jangkauan dakwahnya lebih luas diterima umat dan menjangkau generasi milenial.
“Perkembangan jaman semakin maju, dan tidak semua anak-anak belajar di pesantren, maka tantangan kedepan dakwah kita akan semakin berat,,” tuturnya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, perkembangan zaman di era disrupsi, dakwah tidak lagi terbatas pada dakwah bil lisan dan bil hal, namun demikian penyampaian dakwah dapat dikembangkan lewat teknologi informasi.
“Sekarang ini semua orang dipaksa termasuk juga kalangan pendakwah dipaksa dengan kecanggihan IT, keberpihakan ulama terhadap kecanggihan teknologi informasi harus didukung juga dengan kemampuan, oleh karenanya kita semua berkewajiban melahirkan calon-calon pendakwah yang punya kemampuan di bidang IT,” imbuhnya.
Oleh karennya ia berharap guru/ ustadz harus merespon terhadap perkembangan jaman teknologi ini, agar seluruh pendakwah menguasai juga teknologi dan menggunakan media social sebagai media dakwah, terlebih di tengah situasi Pandemi.
“Namun umat juga harus tahu sosok pendakwah yang menyampaikan pesan agama itu siapa, jangan sampai tidak mengetahui sosok pendkwah yang profesional atas dasar ilmu dan telah dikenal masyarakat,” katanya.
Ia mengapresiasi atas gerak, hikmat, upaya pengorbanan tenaga dan pikiran bahkan harta yang dimiliki para guru/ ustadz untuk pengembangan agama Islam.
“Tugas para ulama dan kiai tidak akan langsung terlihat wujudnya tapi luar biasa dampaknya terhadap penguatan iman dan taqwa dan dapat dirasakan oleh kita semua, anak-anak menjadi sholeh itulah karya para kiai,” tutupnya. (Andri Nazaruddin)