CIJULANG.TADZKIROH.COM – Anwar Hidayat, Pimpinan Yayasan An-Nur Kalipucang yang saat ini bertugas sebagai Penyuluh Agama Islam Non PNS Kementerian Agama Kab. Pangandaran pada kecamatan Kalipucang banyak mendapatkan apreasiasi dari berbagai kalangan mulai masyarakat, pemuda, tokoh agama di daerahnya, pasalnya metode penyuluhan melalui Inovasi yang dikemas dalam sebuah komunitas KOPI PAGMA berhasil meminimalisir radikalisme di kalagan komunitas muda.
Selain itu, Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pangandaran juga mengapresiasi, bahkan pertengahan bulan juli kemarin dirinya terpilih dan ditunjuk mewakili lembaganya di ajang Penyuluh Agama Islam teladan tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2019 di Bandung.
Melalui portopolionya yang berjudul penyuluhan dengan metode diskusi disertai seduhan Kopi dalam upaya mencegah radikalisme di komunitas pemuda, dirinya berhasil menjadi pringkat I katagori bimbingan penyuluhan pencegahan radikalisme pada Penyuluh Agama Islam teladan tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2019.
Dikomfirmasi redaksi via telepon, Anwar menuturkan dirinya bersukur bisa mewakili Pangandaran pada ajang tahunan itu “Saya merasa bangga bisa mewakili Pangandaran dalam ajang seleksi penyuluh teladan, harapannya bisa menjadi inspirasi bagi rekan penyuluh untuk melakukan inovasi penyuluhan supaya masyarakat bisa tertarik belajar ilmu agama terutama pada generasi muda yang tidak hanya mengkonsumsi agama dari media sosial saja” katanya, Senin (29/7/2019).
Kepada Rekdaki, Anwar mengutarakan penyuluhan dengan metode diskusi disertai seduhan kopi bagi para kaum muda menurutnya sangatlah efektif, bahkan setiap pertemuan selalu bertambah.
“Mereka kalangan komunitas muda mulai paham agama sedikit demi sedikit, bahasa yang ringan dan formula yang sederhana tetapi mengasikan membuat mereka tidak merasa phobia terhadap Agama. Hal itu dibuktikan dengan bergabungnya para komunitas pemuda seperti Karang Taruna, KNPI, GP Ansor, Pemuda Pancasila, Komunitas Motor XTC, Brigez, semua akrab dalam kajian diskusi keagamaan.
Lebih lanjut kata Anwar, “Kaum muda adalah golongan yang sedang mencari jati diri, sehingga fungsi akal sangat maksimal. Akan tetapi ketertarikan pada memahami agama seringkali kalah oleh hal lain karena cara yang disajikan untuk menyampaikan agama itu sendiri kadang-kadang tidak menarik. Sehingga ilmu agama menjadi tidak digandrungi khususnya di Kecamatan Kalipucang Kabupaten Pangandaran” ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut Kepala Seksi Bimas Islam Kemenag Pangandaran H. Nana Supriatna mengapresiasi keberhasilannya, dirinya menyebut hal itu didapatkan bukan dari hasil yang instan tapi karena memiliki garapan program kegiatan yang jelas.
“Ini bukan proses yang instan atau tiba-tiba, tapi beliau sejak jauh hari telah melakukan hal-hal yang positif yang berangkat dari inovasi metode kepenyuluhan, tapi ini sudah menjadi panggilan ketika melihat situasi di lapangan kemudian dia memberikan sebuah solusi, hasil, kreasi serta inovasi dan diselesaikan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan sebab banyak sekali metode yang digunakan tetapi metode nya tidak tepat akhirnya tidak efektif dan tidak menghasilkan output yang baik” katanya. (ANDRI NAZARUDIN M)