Semangat kebersamaan antara pemerintah dan Ormas Ormas Islam telah dibangun bersama, hal ini terlihat dari Sidang Isbat pada Minggu sore, 5 Mei 2019 yang menetapkan bahwa 1 Ramadhan 1440 H, jatuh pada Senin 6 Mei 2019. Penetapaan sidang isbat itu merupakan kabar gembira bagi seluruh umat Islam Indonesia,
Kebersamaan yang terjalin ini tentu akan berdampak positif kepada masyakat dalam upaya menciptakan kerukunan untuk saling menghormati, menghargai atas segala bentuk perbedaan agar menjadi rahmat.
Sanjungan dan pujian datangnya bulan Suci Ramadhan menjadi titik awal untuk introspeksi diri/ muhasabah insaniyah. Berbagai ikhtiar, gerak ragawi dan ruhani mendekatkan diri (taqorrub) kepada Allah SWT selama 11 bulan menjadi bekal guna menyongsong jamuan istimewa di bulan Suci Ramadhan. Berbagai keistimewaan akan Allah SWT suguhkan berupa amal kebajikan dilipatgandakan, media penebus dosa, dan pensucian jiwa (tazkiyatun nafs), bahkan merasa bangga, senang dan gembira akan memasuki bulan Suci Ramadhan, menjadi tiket untuk mendapat keberkahan, rahmat dan ampunan yang luar biasa dari Allah SWT.
Sejak bulan Rajab dan Syaban kita terus melantunkan doa-doa agar Allah SWT mempertemukan dan memberi usia yang panjang untuk sampai pada bulan Suci Ramadhan, sebagai bukti kerinduan akan keberkahan dan keagungannya “Allaahumma baariklanaa fii Rajaba wa Sya’baana wa ballighna Ramadhana.” Yang artinya: “Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban ini, dan sampaikanlah umur kami bertemu Ramadhan.
Kita bersyukur atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, karena doa dan permohonan agar sampai pada bulan Suci Ramadhan telah Allah SWT qobul. Wujud rasa syukur tersebut sepatutnyalah kita laksanakan dengan melaksanakan shoum Ramadhan dengan penuh keimanan dan ikhlas, dilengkapi dengan amalan-amalan sunnah lainnya.
Berbagai implikasi ragawi, ruhani dan sosial akan kita alami bersama, karena Ramadhan merupakan penghulu dari segala bulan (sayyidusyhur), di dalamnya terkandung limpahan keutamaan yang tidak ditemukan pada bulan-bulan lain. Kedalaman keutamaan sebagai bulan pendidikan guna mentrasformasi proses pendidikan dan pembelajaran serta media untuk memperbaiki diri dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Sebagai mana Pesan yang tertuang dalam kitab karya Syaikh Raghib As-Sirjani ‘Ramadhan wa Bina’ul Ummah’ bahwa kandungan nilai-nilai pendidikan dan pengajaran (durusuttarbiyah wata’lim) Ramadhan sebagai media efektif untuk mendekatkan diri (taqarrub ilallah). La’allakum tattaquun
Implikasi lain yang terkandung dalam kedalaman Shoum Ramadhan, mendorong manusia untuk berbuat : jujur, kasih sayang, toleran, solider, sportif, tidak arogan, tidak menimbulkan kerusakan. Lebih dalam lagi akan menggentarkan jiwa menjadi orang yang berarti melakukan perubahan dengan prestasi dan tebaran kasih sayang, dan efeknya akan berdampak pada peningkatan kualitas penghayatan individu terhadap universalitas nilai-nilai kemanusiaan.
Kita berdoa dan memohon ampunan atas segala dosa dan kekhilapan selama ini, dan mudah-mudah keutamaan dan kedalaman Shaum Ramadhan akan berdampak terhadap perubahan karakter kita menuju karakter ilahiyyah. Sewajarnya kita merasa khawatir jangan-jangan ibadah shaum kita sesuai dengan sinyalemen dari Rasulullah SAW ”tidak sedikit orang yang berpuasa tidak mendapatkan nilai puasa (pahalanya) kecuali rasa lapar dan haus.
Kita berharap Ramadhan tahun ini akan lebih banyak memberi warna kebaikan dalam kehidupan, melahirkan kepekaan terhadap nurani dan menyentuh sikap kepedulian kepada orang yang kurang beruntung (kaum dhuafa). Jadikan ramadhan sebagai momentum kebersamaan untuk saling mendoakan dan mendukung pembangunan bangsa yang baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur, dan momentum untuk mengembalikan kembali kebersamaan dengan anak dan istri tercinta, menuju rumah tangga sakinah mawaddah warahmah.aaminn
Penulis : Dr. H. Cece Hidayat, M.Si Kepala Kantor Kementerian Agama KabupatenPangandaran